bersertamu.blogspot.com, Bima - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan daerah Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, bisa diandalkan menjadi lumbung pangan nasional. Hal itu dikatakannya saat kunjungan kerja di Kota Bima, Selasa 25 Oktober 2016.

Luhut melihat kekayaan sumber daya pertanian, peternakan, dan perikanan yang dimiliki tiga daerah serumpun di Provinsi NTB tersebut, sangat potensial untuk mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana salah satu program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Baca:
Yuni Shara dan Chico Hakim Putus, Ini Masalahnya
AS Kerahkan 300 Tentara ke Norwegia, Rusia Terkejut
Mario Teguh Tiba-tiba Melontarkan Permohonan Maaf

"Jujur saya baru tahu betapa kayanya Bima dan Dompu ini. Ini bisa menjadi lumbung pangan nasional," kata Luhut. "Mungkin sekitar 25 persen untuk kebutuhan nasional akan jagung, kedelai, bawang, daging, dan ikan bisa diandalkan dari sini," Luhut menambahkan.

Luhut mengaku sengaja membawa serta investor berkunjung ke Kota Bima untuk melihat langsung potensi daerah, sehingga nantinya bisa berinvestasi untuk mengolah potensi tersebut. "Investor saya ajak untuk investasi di sini," ujarnya.

Luhut mengatakan dari sektor pertanian tanaman jagung dengan produksi sekitar 1 juta ton saat ini, menjadi bukti bahwa Dompu dan Bima berkontribusi signifikan bagi tercapainya ketahanan pangan. "Dengan produktivitas ini, bisa kita bangun pabrik pengolahan jagung untuk pakan ternak," terangnya.

Apalagi, lanjut Luhut, Wali Kota dan Bupati Bima sudah bersedia menyediakan lahan masing-masing 3.000 hektare di Kota Bima dan 7.000 hektare di Kabupaten Bima. Ia meminta pihak investor untuk segera menindaklanjutinya.

"Langsung dikerjakan, nanti saya koordinasikan dengan Menteri Pertanian. Setelah kunjungan ini, saya segera undang Wali Kota dan Bupati Bima ke Jakarta untuk bicara lebih intens dengan investor. Kalau ini dikerjakan, dalam 2-3 tahun bisa jadi lumbung pangan," tuturnya.

Namun itu semua, tambah Luhut, bisa terwujud jika pemerintah daerah dapat menjamin keamanan dan kenyamanan investor. Kondusifitas iklim investasi harus benar-benar terjaga, sehingga mereka bisa membantu mengelola potensi daerah dengan baik.

"Pak Wali Kota dan Ibu Bupati harus menenangkan masyarakatnya. Jangan bakar membakar dan menakuti investor, karena itu dampaknya luar biasa ke mana-mana," kata Luhut mengingatkan.

Wali Kota Bima HM Qurais H Abidin mengatakan salahsatu sentra pertumbuhan ekonomi di Kota Bima adalah kawasan Pelabuhan Bima.

Saat memaparkan arah pembangunan Kota Bima sebagai Kota Tepian Air (Water Front City) di hadapan Luhut, Qurais mengatakan aktivitas di pelabuhan memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan kota. “Kota Bima ini hanyalah kota jasa dan perdagangan. Jadi, pelabuhan merupakan kunci perkembangan ekonomi,” katanya di Convention Hall Paruga Nae Kota Bima.

Mantan Ketua Hismawa Migas yang menjabat Wali Kota Bima dua periode ini menjelaskan, saat ini Pelabuhan Bima dangkal karena terjadi sedimentasi setinggi empat meter. Kondisi itu menyulitkan kapal besar untuk masuk dan bersandar.

“Kalau pelabuhan kota ini terjadi sedimentasi yang sekarang sisa empat meter, maka ekonomi kami tidak akan berjalan. Jadi mohon bantuan Menteri untuk segera membantu memperdalam Pelabuhan Bima ini,” pinta Qurais.

Ketua Umum Partai Demokrat Kota Bima ini juga meminta Luhut agar mendatangkan investor untuk menanamkan investasi di Kota Bima. “Mohon bawakan kami investor untuk membeli hasil bumi kami. Kami akan bekerja, mengamankan, dan menyejahterakan masyarakat untuk Indonesia yang kita cintai ini,” katanya.

Sebelumnya, Qurais memaparkan tujuh titik pembangunan kawasan Kota Tepian Air yang telah didesain oleh tim ahli Universitas Petra Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknik Surabaya (ITS). Tujuh titik tersebut di antaranya kawasan Ni’u, Lawata, Amahami yang diminta pada Menko untuk direklamasi.

“Kami merasa gembira dan terhormat atas kedatangan Menko. Insya Allah membawa berkah tersendiri bagi percepatan pembangunan di Pulau Sumbawa, khususnya Kota Bima, Dompu, dan Kabupaten Bima,” ujar Qurais.
AKHYAR M NUR